Ciri-Ciri Hewan Kurban Idul Adha Yang Sehat
Berikutini adalah tanda-tanda hewan kurban idul adha yang sehat wal'afiat yang dapat dijadikan sebagai hewan kurban, yang mudah difahami orang awam;
1.
Hewan yang sehat mempunyai postur tubuh yang tegap dan kokoh,
sebaliknya pada hewan yang sakit cenderung lemas, lunglai dan tidak
bertenaga.
2. Bulu hewan yang sehat terlihat bersih dan mengkilat , apabila bulu terbebut dipegang atau diusap tidak akan mudah rontok. Bulu yang kotor menandakan hewan kurang terurus (terawat), bulu yang kusam menandakan hewan sedang kurang sehat atau sakit
3. Kulit hewan yang mempunyai koreng maupun keropeng menandakan bahwa hewan tersebut sedang menderita sakit, terinfeksi parasit (kutu, gudig/scabiesis). Adanya luka pada kulit hewan ternak mengindikasikan pemeliharaan yang tidak hati hati, sehingga hewan terluka akibat benda tajam disekitarnya (paku, kawat, ujung kayu atau duri) atau bahkan disebabkan perlakuan kasar oleh pemilik sebelumnya.
4. Hewan yang berjalan pincang menunjukkan hewan tersebut menahan sakit pada alat geraknya. Kasus pincang yang paling umum disebabkan adanya luka kaki (menginjak benda tajam seperti paku, kayu lancip, atau menginjak bara api), paska trauma (terjatuh) sehingga menyebabkan memar atau bahkan keretakan pada tulang alat gerak, defisiensi vitamin tertentu yang berkaitan dengan sistem syaraf dan otot.
5. Setiap individu yang sehat, mata akan terlihat jernih, terang dan tidak keruh. Trauma (kelukaan), infeksi pada mata mengakibatkan mata memproduksi cairan mata secara berlebih, bahkan bisa berupa nanah, sehingga dapam jangka panjang dapat menyebabkan mata menjadi keruh, juling bahkan kebutaan.
6. Cermin hidung atau dikenal dengan moncong, merupakan daerah ujung hidung yang berwarna kehitaman dan tidak ditumbuhi bulu. Dalam kondisi sehat, cermin hidung akan selalu dalam keadaan basah dan dingin. Apabila teraba panas, menandakan hewan sedang demam, dan jika sedang menderita gangguan atau infeksi saluran nafas akan mengeluarkan lendir atau ingus bening, kental, nanah atau bahkan darah.
7. Hewan ternak yang sehat mempunyai bentuk feses (kotoran) tertentu. Kotoran sapi bentuknya menyerupai adonan kue yang agak kesat (kalis), apabila sapi sedang defekasi, maka kotoran akan jatuh dan membentuk suatu bentukan menyerupai “kue tart”.
Kotoran hewan yang sehat langsung jatuh ke tanah pada saat hewan defekasi. Daerah pantat yang kotor dan berbau feses menandakan hewan dalam keadaan diare, sehingga kotoran tidak langsung jatuh ke tanah, namun sebagian akan mengotori daerah pangkal ekor dan pantat.
Kotoran (feses) yang lembek – encer, ditemukanya lendir, darah atau bahkan cacing menandakan hewan sedang mengalami gangguan (sakit) pada sistem pencernaannya.
8. Selain sehat dan tidak cacat, khusus untuk hewan kurban harus berjenis kelamin jantan, testis (buah zakarnya) lengkap dan sempurna, berumur dewasa. Perlu diketahui ternak betina yang masih produktif (masih bisa hamil dan beranak) oleh undang undang (UU No.18 tahun 2009) dilarang disembelih kecuali dalam keadaan terpaksa misalnya terjatuh, patah kaki dan atau keadaan yang memungkinkan dilakukan penyembelihan darurat (potong paksa).
Hewan ternak yang dewasa ditandai dengan bergantinya sepasang gigi susu menjadi sepasang gigi seri (“poel”). Pada sapi yang sudah “poel” menandakan bahwa sapi tersebut telah berumur lebih dari 2 (dua) tahun, sedangkan kambing yang telah “poel” menandakan bahwa umurnya telah berumur lebih dari 1 (satu) tahun. Senada Hadist Riwayat Muslim:
2. Bulu hewan yang sehat terlihat bersih dan mengkilat , apabila bulu terbebut dipegang atau diusap tidak akan mudah rontok. Bulu yang kotor menandakan hewan kurang terurus (terawat), bulu yang kusam menandakan hewan sedang kurang sehat atau sakit
3. Kulit hewan yang mempunyai koreng maupun keropeng menandakan bahwa hewan tersebut sedang menderita sakit, terinfeksi parasit (kutu, gudig/scabiesis). Adanya luka pada kulit hewan ternak mengindikasikan pemeliharaan yang tidak hati hati, sehingga hewan terluka akibat benda tajam disekitarnya (paku, kawat, ujung kayu atau duri) atau bahkan disebabkan perlakuan kasar oleh pemilik sebelumnya.
4. Hewan yang berjalan pincang menunjukkan hewan tersebut menahan sakit pada alat geraknya. Kasus pincang yang paling umum disebabkan adanya luka kaki (menginjak benda tajam seperti paku, kayu lancip, atau menginjak bara api), paska trauma (terjatuh) sehingga menyebabkan memar atau bahkan keretakan pada tulang alat gerak, defisiensi vitamin tertentu yang berkaitan dengan sistem syaraf dan otot.
5. Setiap individu yang sehat, mata akan terlihat jernih, terang dan tidak keruh. Trauma (kelukaan), infeksi pada mata mengakibatkan mata memproduksi cairan mata secara berlebih, bahkan bisa berupa nanah, sehingga dapam jangka panjang dapat menyebabkan mata menjadi keruh, juling bahkan kebutaan.
6. Cermin hidung atau dikenal dengan moncong, merupakan daerah ujung hidung yang berwarna kehitaman dan tidak ditumbuhi bulu. Dalam kondisi sehat, cermin hidung akan selalu dalam keadaan basah dan dingin. Apabila teraba panas, menandakan hewan sedang demam, dan jika sedang menderita gangguan atau infeksi saluran nafas akan mengeluarkan lendir atau ingus bening, kental, nanah atau bahkan darah.
7. Hewan ternak yang sehat mempunyai bentuk feses (kotoran) tertentu. Kotoran sapi bentuknya menyerupai adonan kue yang agak kesat (kalis), apabila sapi sedang defekasi, maka kotoran akan jatuh dan membentuk suatu bentukan menyerupai “kue tart”.
Kotoran hewan yang sehat langsung jatuh ke tanah pada saat hewan defekasi. Daerah pantat yang kotor dan berbau feses menandakan hewan dalam keadaan diare, sehingga kotoran tidak langsung jatuh ke tanah, namun sebagian akan mengotori daerah pangkal ekor dan pantat.
Kotoran (feses) yang lembek – encer, ditemukanya lendir, darah atau bahkan cacing menandakan hewan sedang mengalami gangguan (sakit) pada sistem pencernaannya.
8. Selain sehat dan tidak cacat, khusus untuk hewan kurban harus berjenis kelamin jantan, testis (buah zakarnya) lengkap dan sempurna, berumur dewasa. Perlu diketahui ternak betina yang masih produktif (masih bisa hamil dan beranak) oleh undang undang (UU No.18 tahun 2009) dilarang disembelih kecuali dalam keadaan terpaksa misalnya terjatuh, patah kaki dan atau keadaan yang memungkinkan dilakukan penyembelihan darurat (potong paksa).
Hewan ternak yang dewasa ditandai dengan bergantinya sepasang gigi susu menjadi sepasang gigi seri (“poel”). Pada sapi yang sudah “poel” menandakan bahwa sapi tersebut telah berumur lebih dari 2 (dua) tahun, sedangkan kambing yang telah “poel” menandakan bahwa umurnya telah berumur lebih dari 1 (satu) tahun. Senada Hadist Riwayat Muslim:
Dari Jabir, Rasulullah bersabda, “Janganlah kamu menyembelih kurban kecuali yang musinnah (telah berganti gigi). (HR. Muslim).
Menentukan usia umur hewan dapat menggunakan beberapa metode:
- Melihat sejarah kelahiran
Cara
ini paling tepat dan akurat, namun pencatatan tanggal kelahiran pada
hewan ternak sangat jarang dilakukan, sehingga metode sulit dilakukan.
- Melihat lingkaran tanduk
Lingkaran tanduk adalah tanda melingkar (seperti ruas batang bambu) yang ada pada tanduk hewan bertanduk (misalnya kambing, sapi, kerbau). Melihat tanda lingkaran tahun pada tanduk (umumnya pada hewan sapi betina) hanya dapat dilakukan pada hewan yang memiliki tanduk. Satu (1) buah tanda lingkaran pada tanduk menandakan kelipatan umur bertambah 1 (satu) tahun atau hewan tersebut telah beranak satu kali. Sebagai contoh, apabila seekor sapi mempunyai 4 (empat) buah lingkaran tanduk, maka sapi tersebut telah beranak 4 (empat) kali, atau berumur sekitar 5-6 tahun.
- Melihat gigi hewan
Cara ini adalah cara yang akurat, namun harus dilakukan oleh orang yang sudah berpengalaman. Selain sulit membuka mulut hewan ternak, juga dibutuhkan pengalaman mengamati dan menetukan bentuk gigi hewan ternak. Hasil pengamatan gigi hewan ternak sebagai berikut:
1. Gigi seri masih berupa gigi susu: menandakan hewan masih muda. Pada sapi yang masih memiliki gigi seri susu menandakan berumur kurang dari 2 (dua) tahun. Kambing yang gigi serinya masih berupa gigi susu menandakan kambing berumur kurang dari 1 (satu) tahun.
2. Gigi seri susu telah berganti sepasang gigi permanen (poel): menandakan hewan telah dewasa fisik dan kelamin. Pada sapi yang sudah berganti sepasang gigi seri menandakan telah berumur lebih dari 2 (dua) tahun, sedangkan pada kambing menandakan kambing telah berumur lebih dari 1 (satu) tahun.
3. Gigi terasah (aus): menandakan hewan telah berumur tua. Apabila gigi seri hewan ternak sapi telah terasah, menunjukkan sapi tersebut telah berumur lebih 4 (empat) tahun. Kambing yang gigi serinya telah terasah menandakan jika kambing tersebut telah berumur lebih 3 (tiga) tahun.
Demikian ulasan tentang ciri-ciri hewan kurban idul adha yang sehat yang dapat dijadikan sebagai hewan kurban, semoga bermanfaat, terimakasih tela berkunjung :)